Walled Garden : Kisah Dari Apple

28 Februari 2024

Missing image https://i.ibb.co/4NsS0tF/walled-garden.jpg

Prakata

Walled Garden atau padanannya dalam Bahasa Indonesia : taman yang berpagar, adalah kiasan terhadap suatu ekosistem yang eksklusif. Yang dimana untuk memasukinya dibatasi berdasarkan alasan apapun, dan  dalam operasional dan ekosistemnya dikontrol oleh suatu penyelenggara, dengan tujuan dan alasan tertentu. Salah satu contoh pelaksanan walled garden yang umum adalah walled garden yang dibangun oleh Apple.

Awal Mula dan Tujuan Apple

Apple diinisiasi oleh Steve Jobs dan Steven Wozniak bertujuan untuk memberikan suatu produk computer yang matang, dengan mengedepankan inovasi dan desain yang fungsionalitas, indah, dan ergonomis. Demi mencitrakan apple seperti yang diinginkan mereka, Apple membuat ekosistemnya menjadi tertutup dan hanya mereka yang memiliki kontrol penuh atas produk mereka. Baik itu ide, fitur, ataupun desain produk. Seringkali mereka menjadi pionir inovasi teknologi, atau malah menjadi kritik banyak pihak karena terkesan “kaku” dan naif. Apapun itu buktiknya Apple masih eksis sampai kini, dan menjadi salah satu perusahaan yang bernilai amat tinggi di Dunia.

Ekosistem Apple

Apple awal mula hanya fokus terhadap lini PC di awal berdirinya, seiring jaman berlalu dan teknologi semakin berkembang, Apple juga terus berinovasi dan mengembangkan lini produknya. Sebutlah dengan kemunculan PowerBook atau yang kini dikenal dengan nama Macbook di awal 2000an kemudian lanjut melahirkan iPod, hingga akhirnya di 2007 Apple menjadi pionir smartphone dengan rilisnya iPhone, hingga lanjut rilis iPad, Apple Watch, Apple Airpods sampai gawai VR yang sangat mahal yaitu Apple Vision Pro.

Semua produk yang Apple buat bersifat “seamless’ dan saling “berkonektivitas” karena ia dalam satu ekosistem apple yang sangat inovatif dan dengan aksesibilitas tinggi. Lahirnya iCloud adalah untuk mewadahi agar seluruh product nya saling memiliki data yang ter-sentralisasi dalam cloud. Hadirnya Apple AirDrop untuk memudahkan saling berbagi antar pengguna produk apple. Membahas mengenai AirDrop, sebenarnya Apple hanya melakukan “abstraksi” dan mengemasnya dalam sebuah inovasi. AirDrop adalah fitur apple yang memanfaatkan bluetooth dan Wi-Fi. Tetapi Apple berinovasi dengan menambahkan keamanan dan kemudahan konektivitasnya dibanding dengan bluetooth biasa.

Kontroversi

1. Kebijakan Sharing IaP

Karena apple mengendalikan ekosistem, tentunya Apple adalah regulator satu – satunya dalam distribusi aplikasi di iPhone atau perangkat lainnya. Apple memberlakukan “biaya masuk” untuk setiap pengembang aplikasi yang akan membuat aplikasi di AppStore dan itu sifatnya tahunan, serta Apple memberlakukan “pajak” 30% setiap pembelian apapun seperti: member, item, koin dari harga yang dibeli di Aplikasi tersebut. Ini sudah menjadi perdebatan sejak lama, bahkan Epic Games, perusahaan dari game Fortnite menggugat hal ini di Pengadilan USA.

2. Kontrol Ketat

Karena Apple ingin membangun citra “Super Aman”, bahkan penggunanya sendiri tidak bisa mengakses iCloud ketika ia lupa password atau tidak memili akses terhadap langkah – langkah pemulihan akun. Bahkan FBI sebuah biro penyelidikan untuk kasus kriminal di Amerika Serikat pernah meminta untuk dibuka sebuah iPhone pada tersangka yang meninggal, Apple tidak mau memberikan aksesnya. Selain itu, Apple pernah disindir oleh Google yang membuat iklan satire, yang menyindir Apple tidak mau bersama - sama membangung sistem pesan / messaging antara apple dengan android, karena Apple belum mengadopsi teknologi paling baru.

3. Terlalu Ekslusif dan Mahal

“Mahal” untuk sebuah produk Apple, bahkan untuk aksesorisnya. Tetapi Apple tidak peduli dengan kritikan ini. Justru inilah yang bisa menjadi strategi bagi Apple agar orang awam penasaran “Kenapa kok mahal?”, sehingga orang tersebut akan tertarik untuk mencoba membeli Product Apple. Contohnya Apple Vision Pro, sebuah produk apple terbaru yang dijual dengan harga mulai Rp. 65 Jutaan, diperkirakan telah terjual lebih dari 100.000 buah.

Pembelajaran 

1. Menjadi marketing dan Identitas Apple

Karena Walled Garden ini, Apple membuktikan bahwa siapa pun yang sudah mencoba produk Apple, pasti akan mencoba produk lainnya agar “experience” dari pengguna tersebut menjadi lebih maksimal. Dan telah membangun sebuah “trust” kepada penggunanya, bahwa produk Apple adalah yang terdepan dalam : kualitas, inovasi, dan teknologi. Karena coba lihat banyak orang tidak yang peduli dengan spesifikasi dari iPhone, bahkan jika soal spesifikasi iPhone kalah dari Android mid-range yang rilis baru - baru ini, baik dari segi : RAM, storage, dan spesifikasi kamera.

2. Fokus pada Inovasi

Dari Walled Garden inilah, Apple bisa fokus dalam inovasi, apple tidak terhalang dengan kemauan untuk setiap triwulan merilis iPhone baru seperti merk smartphone lainnya yang bahkan tiap bulan pasti ada saja produk baru yang dikeluarkan.

Sehingga banyak teknologi yang di inovasikan oleh Apple, sebut saja lini prosesor Apple Siliconnya yang dipakai di macbook mulai tahun 2020 an, dan rilisnya Apple Vision Pro.

Akhir Kata

Walled Garden ada disetiap lini kehidupan, bahkan sesederhana sirkel – sirkelan yang bahasa anak sekarang bilang, itu juga adalah bentuk dari Walled Garden. Walled Garden jika menjadi negatif dalam pelaksanannya tentunya adalah sebuah bentuk diskriminasi dan isolasi. Tapi jika itu positif tentunya menjadi kontribusi dan sebuah ekosistem yang baik. Dan selanjutnya nanti akan ada bahasan dari lawannya Walled Garden, yaitu Open Garden.